Karena Persahabatan Warna Terbaik Bumi


Bismillah..

Pandangan mata tertuju pada sebuah angka. 339.
Angka yang menarikku untuk mengisahkan suatu hal , tentu saja ini kisah. Sekali lagi kisah.
Aku memulai bercerita ketika keheningan telah datang. Mungkin jika kalian melirik jam, jarum pendek akan berarah ke sisi 2 donat , serta jarum yang lain berada pada angka 12.
Mudah saja mengenali  kisah-kisah ini, kisahnya dilakonipun dengan biasa saja. Mungkin saat kalian membacanya , kernyitan alis terpampang ria depan monitor, berganti dengan pameran gigi yang menertawai sebuah tulisan biasa. Biasa sekali. Namun pada prinsipnya , tidaklah sesadis itu. Seorang novelis mengatakan bahwa : “Menulislah , karena itu menyenangkan” (Tere-Liye). Tak ada yang menjamin saat kalian membacapun dalam keadaan lelah karena seharian belajar, harap saja, atau kalian sedang jatuh cinta? Nah.. itu lebih baik lagi karena semakin memamerkan mekaran bunga tulisan ini. Jika memang berniat untuk membacanya, maka teruskan! Sebaliknya, Hentikan! Hentikan pada paragraph ini juga.
Aku masih sibuk menghitung. Angka 339 bukan angka yang biasa. Hal ini membuat ilusi menjelma dan berkuasa kembali. Dalam sebuah keluarga , menampung 339 keluarga mungkin akan sangat menyusahkan. Tapi, hal ini memamerkan dirinya sebagai keluarga berbeda. Ada 339 kisah keluarga di sini, keluarga yang mencakup keresahan , keinginan, kebahagiaan, dan kebanggan. Karena banyak cakupanlah , maka hal itu makin menumbuhkan kisah klasik yang menarik. Tentunya unik dan tidak fanatik. Telah ada 339 anggota keluarga di sini. Meski sibuk dengan urusan yang lain , namun keluarga ini tetap menyimpan akta kelahiran mereka.Keluarga ini masih mengikat tangan-tangan mungil mereka. Kini , angka 339 menghadirkan kisah bagi masing-masing pribadi. Lipatkan saja, itu benar-benar nyata. 3392 ? Atau 339 * 339 = ? Yah.. 114921. Telah hadir 114921 kisah yang berderet pada setiap hati masing-masing. Termasuk kisah-kisah hari kemarin.
Aku , yang memang tertimpai takdir seperti ini benar-benar harus melihat semua sisi. Keadaan benar-benar menghadapkanku dengan sebuah rangkaian perjuangan. Aku dihadapkan dengan gambaran perjuangan seorang aktivis mendedikasikan dirinya sebagai pengajar. Sosok ini memang telah kukenal pada 3 bulan sebelum sebuah keluarga terjalin erat. Namun , beliau lebih dulu mengenalku , bahkan sejak aku masih berkepang dua,beliau mengenalku. Kak Alan

“Mufi.. kalo bisa, besok siapkan ruangan. Saya akan merancang pertemuan untuk grup kita”
Nyengir dalam hati. Grup yang memang berdiri pada bulan Juni 2011 memang tak lebih hanyalah grup di facebook. Seingatku , grup ini dulunya hanya beranggotakan satuan , hingga pada malam hari itu , berakar menjadi puluhan.. Sangat menegangkan !

“PUTRA BONE CERDAS DAN BERPRESTASI”. Nama awal yang memaksa sebagian penghuni keluarga ini merasa risih. Bagaimana mungkin para PUTRI diwakilkan oleh sebuah kata yang sama berbeda, dengan ekor huruf yang sangat fatal. Kritikpun datang dengan ceptnya , menyergap menimbulkan sedikit perduan kalimat. Dan tentu saja, semuanya akan baik-baik saja.
“Kullumri’iin auu satuhaa” pribahasa bahasa arab yang berarti “sebaik-baik urusan adalah yang tengah-tengah” mungkin menjadi air hujan yang pas di kala kegersangan ini. Maka jadilah , kata PUTRI berderet manis dalam deretan kata lainnya.
“PUTRA-PUTRI BONE CERDAS DAN BERPRESTASI

To Be Continued.. ^^


Mufidatunnisa Fathurrahman

Komentar

Postingan Populer